Untukmu yang sedang patah hati. Kutuliskan baris demi baris kata. Bukan untuk menggurui. Sekedar untuk berbagai.
Patah hati ibarat tangkai dari pohon cinta. Ia selalu ada. Setangkai atau dua tangkai, hampir setiap insan merasakannya.
Bukan patah hati yang menjadi masalah, namun mengapa kita patah hati? Itulah pertanyaan yang mesti dijwab.
Dan inilah pelajaran penting dari patah hati yang kurasakan.
Banyak orang jatuh cinta. Dan betapa mereka mudah jatuh cinta. Semudah bibir mengucapkannya.
Tetapi...
...hanya sedikit yang memiliki kesanggupan mencintai.
Mencintai ialah saat kamu merasa bahagia kala mampu memberikan kebahagiaan untuknya.
Mendidik dirinya sehingga kekurangan pada dirinya sedikit demi sedikit pudar, berganti dengan kebaikan.
Menjadikan dirinya pribadi yang lebih baik hingga kita semakin cinta padanya.
Karena...
...mencintai ialah memberi. Memberi kebahagiaan serta mendidiknya menjadi pribadi yang lebih baik tanpa ia menyadarinya.
Usia bukanlah ukuran dari kematangan jiwa. Bahkan mereka yang telah melewati banyak peristiwa dalam kehidupan ini belum tentu beranjak dewasa.
Termasuk dewasa dalam menjalin hubungan cinta.
Ingatlah. Jatuh cinta itu sangat mudah. Mencintai juga sangat mudah bila kamu mendefinisikan cinta sebagai kegiatan menutut:
Menuntut pasanganmu untuk mengerti dirimu;
Menuntut pasanganmu untuk menyesuaikan diri dengan dirimu;
Menuntutnya untuk menjadi lebih baik tanpa berusaha dengan sabar mendukungnya.
Jika definisi cintamu seperti itu, maka bersiap-siaplah untuk patah hati. Sebab tak seorangpun sanggup dengan cinta semacam itu.
Mungkin tujuanmu hanya ingin bersama, memilikinya, dan membayangkan hal-hal indah bersamanya.
Padahal...
...cinta tidaklah tumbuh dengan hal-hal di atas.
Cinta akan mengiringi langkahmu; ke manakah kakimu melangkah ke sanalah ia mengikuti.
Maka mereka yang menjadikan cinta sebagai bagian ibadah kepada-Nya, akan membawa cinta ke muara yang bernama ketenangan.
Tetapi bagi mereka yang tujuan hidupnya hanya untuk cinta, maka cinta tidak sanggup mengarahkan dirinya menuju istana kebahagiaan.
Perhatikan tujuanmu. Lalu lihat bagaimana cinta itu melayani dirimu.
Patah hati ibarat tangkai dari pohon cinta. Ia selalu ada. Setangkai atau dua tangkai, hampir setiap insan merasakannya.
Bukan patah hati yang menjadi masalah, namun mengapa kita patah hati? Itulah pertanyaan yang mesti dijwab.
Dan inilah pelajaran penting dari patah hati yang kurasakan.
1. Mungkin Kita Belum Sanggup Mencintai
Banyak orang jatuh cinta. Dan betapa mereka mudah jatuh cinta. Semudah bibir mengucapkannya.
Tetapi...
...hanya sedikit yang memiliki kesanggupan mencintai.
Mencintai ialah saat kamu merasa bahagia kala mampu memberikan kebahagiaan untuknya.
Mendidik dirinya sehingga kekurangan pada dirinya sedikit demi sedikit pudar, berganti dengan kebaikan.
Menjadikan dirinya pribadi yang lebih baik hingga kita semakin cinta padanya.
Karena...
...mencintai ialah memberi. Memberi kebahagiaan serta mendidiknya menjadi pribadi yang lebih baik tanpa ia menyadarinya.
2. Jatuh Cinta Itu Mudah Jika Sekedar Menuntut
Usia bukanlah ukuran dari kematangan jiwa. Bahkan mereka yang telah melewati banyak peristiwa dalam kehidupan ini belum tentu beranjak dewasa.
Termasuk dewasa dalam menjalin hubungan cinta.
Ingatlah. Jatuh cinta itu sangat mudah. Mencintai juga sangat mudah bila kamu mendefinisikan cinta sebagai kegiatan menutut:
Menuntut pasanganmu untuk mengerti dirimu;
Menuntut pasanganmu untuk menyesuaikan diri dengan dirimu;
Menuntutnya untuk menjadi lebih baik tanpa berusaha dengan sabar mendukungnya.
Jika definisi cintamu seperti itu, maka bersiap-siaplah untuk patah hati. Sebab tak seorangpun sanggup dengan cinta semacam itu.
3.Kamu Jatuh Cinta dan Tidak Memiliki Tujuan
Mungkin tujuanmu hanya ingin bersama, memilikinya, dan membayangkan hal-hal indah bersamanya.
Padahal...
...cinta tidaklah tumbuh dengan hal-hal di atas.
Cinta akan mengiringi langkahmu; ke manakah kakimu melangkah ke sanalah ia mengikuti.
Maka mereka yang menjadikan cinta sebagai bagian ibadah kepada-Nya, akan membawa cinta ke muara yang bernama ketenangan.
Tetapi bagi mereka yang tujuan hidupnya hanya untuk cinta, maka cinta tidak sanggup mengarahkan dirinya menuju istana kebahagiaan.
Perhatikan tujuanmu. Lalu lihat bagaimana cinta itu melayani dirimu.