Kata mutiara cinta tak harus memiliki. Cinta dan tak memiliki adalah sesuatu yang sangat memilukan.
Sejatinya seseorang sangat menginginkan kebersamaan dengan yang dicintainya. Orang yang cinta buku akan mengkoleksi buku. Yang cinta burung juga akan memelihara burung. Yang suka dengan kegiatan mendaki gunung, mereka akan berkumpul dengan komunitasnya...
...apalagi kalau kita cinta dengan seseorang.
Rasa cinta kepada seorang insan lebih kuat dari rasa cinta kepada apapun. Sudah sewajarnya, rasa cinta itu membimbing kita untuk memiliki dia yang kita cintai.
Memilikinya adalah suatu kebahagiaan jiwa. Kebanggaan di dalam dada. Serta kesenangan di alam dunia.
Namun...
Tidak semua keinginan terlaksana. Termasuk dalam urusan cinta.
Kadang cinta yang menggebu-gebu itu hanya dipertemukan dengan cinta bertepuk sebelah tangan. Ada pula yang harus melepaskan orang yang kita cintai.
Banyak alasan, banyak hal yang membuat seseorang tidak dapat bersatu dengan orang yang dicintainya.
Entah karena perbedaan nasib. Tidak ada restu dari orang tua. Ataupun karena sesuatu yang tidak dapat dijelaskan.
Jika sudah begitu, kita memang memiliki cinta. Tapi cinta tak harus memiliki.
Meskipun Cinta Ini Begitu Dalam
Tentang cinta ini:
Cinta ini begitu dalam. Bagaikan dalamnya lautan.
Sebutir cinta yang begitu indah. Telah kupersembahkan padamu. Sebagai persembahan dari jiwa.
Aku ingin menghabiskan masa hidupku bersamamu,
Kita berjalan menyusuri pantai-pantai kebahagiaan, hutan lebat, gunung, ataupun taman-taman. Sembari kugandeng tanganmu penuh kehangatan.
Engkaupun tahu,
Betapa inginnya aku memberikan sebentuk kebahagiaan ke dalam hatimu. Aku ingin melihat senyuman bahagia itu mengembang dari bibir indahmu.
Kan kupetiki sgala resah dan gelisah, kubuang jauh-jauh dari hidupmu. Sehingga hanya kebahagiaan yang kulihat setiap kali menatap wajahmu.
Namun. Namun nasib tidak berpihak pada cinta kita, kekasihku.
Keadaan ini amatlah rumit. Bagaimana mungkin cinta kita bersatu bila dinding pemisah di antara kita begitu tingginya?
Aku.... Kamu... Menghadapi pilihan yang sangat sulit.
Jika kita memilih kebahagiaan cinta, maka kita akan mendapatkan penderitaan dari yang lainnya. Jika kita memilih kebahagiaan yang lainnya, maka cinta kitapun akan menjadi korbannya.
Kadang aku berpikir, apakah cinta tak harus memiliki? Benarkah kata-kata itu?
Tetapi setiap kali aku mengucapkannya hatiku serasa hancur.
Rasanya tak sanggup mencintaimu hanya dari kejauhan. Melihatmu hidup bersama yang lain. Entah engkau bahagia ataukah tidak bersamanya...
Yang kutahu,,,
Rasa ini begitu nyata. Namamu begitu nyata. Rindu ini juga begitu nyata. Semuanya membelai sekaligus merobek hatiku.
Orang-orang berkata:
Cinta itu indah. Ia bagaikan taman-taman bunga. Wangi aromanya. Mempesona penuh aneka warna. Tempat kita berteduh di sana.
Cinta laksana mutiara. Ia sangatlah mewah. Dicari oleh segenap makhluk bernama manusia. Hidup dalam cinta, membuat manusia mengerti separuh maknanya.
Cinta itu manis. Siapapun akan mendatanginya. Mengharapkan kesenangan darinya.
Tapi kisahku tidaklah demikian.
Aku jatuh cinta. Lalu terluka.
Terkadang aku bertanya, mengapa aku harus berjumpa. Mengapa pula harus ada cinta di antara kita berdua.
Setelah cinta itu terasa sangat lekat, lalu tiba-tiba aku baru menyadari bahwa cinta kita tak direstui.
Apakah harus kubiarkan cintaku tumbuh terus menerus? Sebab aku tak dapat mematikannya.
Ia terus saja mengalir. Ia tumbuh semakin besar tanpa kuasa kutahan.
Akan tetapi betapa sedih hati ini setiap kali kusadari bahwa cinta tak harus memiliki.
Aku hanya mampu memandangmu dari sini. Melihat seberkas cahaya cinta itu menyemburat dari sorot matamu.
Engkau cinta padaku. Apalagi diriku. Aku jatuh cinta padamu.
Dalam pilu ini, kurangkaikan kata tentang cinta yang tak harus memiliki. Cintaku padamu dan cintamu padaku.
Mungkin sudah seharusnya begini...
Biarlah kusimpan kisah cinta yang tak direstui. Namun ketahuilah, namamu senantiasa indah dalam hatiku hingga habis masa usiaku...
Mengapa cinta harus bertemu dengan luka? Karena cinta yang seharusnya indah kini laksana kabut. Aku memasukinya. Namun tak dapat kulihat apapun...
Apakah harus kuterima kata-kata darimu? Bahwa cinta tak harus memiliki?
Apakah itu hanya sebuah alasan? Ataukah benar-benar keadaan yang harus kita hadapi.
Jika memang cinta tak harus memiliki, lalu mengapa belum rela melepaskan kepergianmu.
Mungkin...
Saat mengenangmu, aku mengenang bagaimana kita berdua menjalin hidup penuh bahagia. Karena masing-masing terpikat dan terikat cinta sejati yang tulus dan suci.
Tidak saja raga yang pergi dariku, namun kebahagiaan yang kurasakan itu. Kamu telah membawanya.
Dan tinggalah aku seorang diri dalam sedih.
Cinta ibarat mawar. Orang-orang melihatnya sangat indah. Ketahuilah, di balik keindahan itu ada duri yang tersembunyi.
Menangis sedih karena cinta tak direstui adalah hal yang wajar. Menyimpan rasa sedih itu berlama-lama di dalam dada, itulah yang tidak wajar.
Hadapilah realita kehidupan ini dengan jiwa yang gagah berani. Biarkan luka itu menyayat jiwamu. Kamu telah mengalami sebuah pengalaman yang sangat menggetarkan.
Jika memang cinta harus memiliki, mengapa ada kematian? Meskipun hari ini kalian bersama-sama, esok salah satu dari antara kalian pasti pergi di jemput malaikat maut.
Pahamilah, setiap pertemuan pastilah mempertemukanmu dengan perpisahan. Mengapa harus sedih terhadap perpisahan yang lebih cepat.
Hilangnya satu cinta bisa jadi merupakan jalan lain agar cinta yang lebih baik mendatangimu...
Aku tetap berharap... Bahwa hatiku akan diubah. Bahwa cintaku padamu tak lagi seperti dulu. Kuingin sebuah hidup dengan cinta yang sejati, bukan cinta sedih.
Ya, itulah kata-kata yang banyak nuansa sedihnya. Bersedihlah. Esok hari akan datang seseorang yang menyembuhkan lukamu. Dan kamu tak lagi membutuhkan kata mutiara cinta tak harus memiliki ini.
Sejatinya seseorang sangat menginginkan kebersamaan dengan yang dicintainya. Orang yang cinta buku akan mengkoleksi buku. Yang cinta burung juga akan memelihara burung. Yang suka dengan kegiatan mendaki gunung, mereka akan berkumpul dengan komunitasnya...
...apalagi kalau kita cinta dengan seseorang.
Rasa cinta kepada seorang insan lebih kuat dari rasa cinta kepada apapun. Sudah sewajarnya, rasa cinta itu membimbing kita untuk memiliki dia yang kita cintai.
Memilikinya adalah suatu kebahagiaan jiwa. Kebanggaan di dalam dada. Serta kesenangan di alam dunia.
Namun...
Tidak semua keinginan terlaksana. Termasuk dalam urusan cinta.
Kadang cinta yang menggebu-gebu itu hanya dipertemukan dengan cinta bertepuk sebelah tangan. Ada pula yang harus melepaskan orang yang kita cintai.
Banyak alasan, banyak hal yang membuat seseorang tidak dapat bersatu dengan orang yang dicintainya.
Entah karena perbedaan nasib. Tidak ada restu dari orang tua. Ataupun karena sesuatu yang tidak dapat dijelaskan.
Jika sudah begitu, kita memang memiliki cinta. Tapi cinta tak harus memiliki.
Aku Tak Bisa Memiliki Dirimu Seutuhnya
Meskipun Cinta Ini Begitu Dalam
Tentang cinta ini:
Cinta ini begitu dalam. Bagaikan dalamnya lautan.
Sebutir cinta yang begitu indah. Telah kupersembahkan padamu. Sebagai persembahan dari jiwa.
Aku ingin menghabiskan masa hidupku bersamamu,
Kita berjalan menyusuri pantai-pantai kebahagiaan, hutan lebat, gunung, ataupun taman-taman. Sembari kugandeng tanganmu penuh kehangatan.
Engkaupun tahu,
Betapa inginnya aku memberikan sebentuk kebahagiaan ke dalam hatimu. Aku ingin melihat senyuman bahagia itu mengembang dari bibir indahmu.
Kan kupetiki sgala resah dan gelisah, kubuang jauh-jauh dari hidupmu. Sehingga hanya kebahagiaan yang kulihat setiap kali menatap wajahmu.
Namun. Namun nasib tidak berpihak pada cinta kita, kekasihku.
Keadaan ini amatlah rumit. Bagaimana mungkin cinta kita bersatu bila dinding pemisah di antara kita begitu tingginya?
Aku.... Kamu... Menghadapi pilihan yang sangat sulit.
Jika kita memilih kebahagiaan cinta, maka kita akan mendapatkan penderitaan dari yang lainnya. Jika kita memilih kebahagiaan yang lainnya, maka cinta kitapun akan menjadi korbannya.
Kadang aku berpikir, apakah cinta tak harus memiliki? Benarkah kata-kata itu?
Tetapi setiap kali aku mengucapkannya hatiku serasa hancur.
Rasanya tak sanggup mencintaimu hanya dari kejauhan. Melihatmu hidup bersama yang lain. Entah engkau bahagia ataukah tidak bersamanya...
Yang kutahu,,,
Rasa ini begitu nyata. Namamu begitu nyata. Rindu ini juga begitu nyata. Semuanya membelai sekaligus merobek hatiku.
Kurangkaikan Kata Tentang Cinta Yang Tak Harus Memiliki
Orang-orang berkata:
Cinta itu indah. Ia bagaikan taman-taman bunga. Wangi aromanya. Mempesona penuh aneka warna. Tempat kita berteduh di sana.
Cinta laksana mutiara. Ia sangatlah mewah. Dicari oleh segenap makhluk bernama manusia. Hidup dalam cinta, membuat manusia mengerti separuh maknanya.
Cinta itu manis. Siapapun akan mendatanginya. Mengharapkan kesenangan darinya.
Tapi kisahku tidaklah demikian.
Aku jatuh cinta. Lalu terluka.
Terkadang aku bertanya, mengapa aku harus berjumpa. Mengapa pula harus ada cinta di antara kita berdua.
Setelah cinta itu terasa sangat lekat, lalu tiba-tiba aku baru menyadari bahwa cinta kita tak direstui.
Apakah harus kubiarkan cintaku tumbuh terus menerus? Sebab aku tak dapat mematikannya.
Ia terus saja mengalir. Ia tumbuh semakin besar tanpa kuasa kutahan.
Akan tetapi betapa sedih hati ini setiap kali kusadari bahwa cinta tak harus memiliki.
Aku hanya mampu memandangmu dari sini. Melihat seberkas cahaya cinta itu menyemburat dari sorot matamu.
Engkau cinta padaku. Apalagi diriku. Aku jatuh cinta padamu.
Dalam pilu ini, kurangkaikan kata tentang cinta yang tak harus memiliki. Cintaku padamu dan cintamu padaku.
Mungkin sudah seharusnya begini...
Biarlah kusimpan kisah cinta yang tak direstui. Namun ketahuilah, namamu senantiasa indah dalam hatiku hingga habis masa usiaku...
Tak Kurasakan Cinta Indah Itu
Mengapa cinta harus bertemu dengan luka? Karena cinta yang seharusnya indah kini laksana kabut. Aku memasukinya. Namun tak dapat kulihat apapun...
Apakah harus kuterima kata-kata darimu? Bahwa cinta tak harus memiliki?
Apakah itu hanya sebuah alasan? Ataukah benar-benar keadaan yang harus kita hadapi.
Jika memang cinta tak harus memiliki, lalu mengapa belum rela melepaskan kepergianmu.
Mungkin...
Saat mengenangmu, aku mengenang bagaimana kita berdua menjalin hidup penuh bahagia. Karena masing-masing terpikat dan terikat cinta sejati yang tulus dan suci.
Tidak saja raga yang pergi dariku, namun kebahagiaan yang kurasakan itu. Kamu telah membawanya.
Dan tinggalah aku seorang diri dalam sedih.
Kata Bijak Tentang Cinta Penyembuh Luka
Cinta ibarat mawar. Orang-orang melihatnya sangat indah. Ketahuilah, di balik keindahan itu ada duri yang tersembunyi.
Menangis sedih karena cinta tak direstui adalah hal yang wajar. Menyimpan rasa sedih itu berlama-lama di dalam dada, itulah yang tidak wajar.
Hadapilah realita kehidupan ini dengan jiwa yang gagah berani. Biarkan luka itu menyayat jiwamu. Kamu telah mengalami sebuah pengalaman yang sangat menggetarkan.
Jika memang cinta harus memiliki, mengapa ada kematian? Meskipun hari ini kalian bersama-sama, esok salah satu dari antara kalian pasti pergi di jemput malaikat maut.
Pahamilah, setiap pertemuan pastilah mempertemukanmu dengan perpisahan. Mengapa harus sedih terhadap perpisahan yang lebih cepat.
Hilangnya satu cinta bisa jadi merupakan jalan lain agar cinta yang lebih baik mendatangimu...
Aku tetap berharap... Bahwa hatiku akan diubah. Bahwa cintaku padamu tak lagi seperti dulu. Kuingin sebuah hidup dengan cinta yang sejati, bukan cinta sedih.
Ya, itulah kata-kata yang banyak nuansa sedihnya. Bersedihlah. Esok hari akan datang seseorang yang menyembuhkan lukamu. Dan kamu tak lagi membutuhkan kata mutiara cinta tak harus memiliki ini.