LIRIK LAGU YANG ADA PANTUNNYA
PANTUN LAGU CINDAI
Cindai - dinyanyikan oleh Siti Nurhaliza
Cindailah mana tidak berkias
Jalinnya lalu rentah beribu
Bagailah mana hendak berhias
Cerminku retak seribu
Mendendam unggas liar di hutan
Jalan yang tinggal jangan berliku
Tilamku emas cadarnya intan
Berbantal lengan tidurku
Hias cempaka kenanga tepian
Mekarnya kuntum nak idam kumbang
Puas ku jaga si bunga impian
Gugurnya sebelum berkembang
Hendaklah hendak hendak ku rasa
Puncaknya gunung hendak ditawan
Tidaklah tidak tidak ku daya
Tingginya tidak terlawan
Janganlah jangan jangan ku hiba
Derita hati jangan dikenang
Bukanlah bukan bukan ku pinta
Merajuk bukan berpanjangan
Akar beringin tidak berbatas
Cuma bersilang paut di tepi
Bidukku lilin layarnya kertas
Seberang laut berapi
Gurindam lagu bergema takbir
Tiung bernyanyi pohonan jati
Bertanam tebu di pinggir bibir
Rebung berduri di hati
Laman memutih pawana menerpa
Langit membiru awan bertali
Bukan dirintih pada siapa
Menunggu sinarkan kembali
:: Siti Nurhaliza
Ini Es Lilin aduh...sudah terpuji
Rasanya manis aduh... sedap sekali
Dibeli orang aduh... di sana sini
Mashyur namanya aduh... serata negeri
Es Lilin aduh... roti srikaya
Sayang sekali aduh... gulanya kurang
Mahu kahwin aduh... dengan si dia
Apa nasib aduh... disambar orang
Es Lilin ini aduh... enak rasanya
Sudikah benar tuan.. tuan dan nyonya
Buat bekalan aduh... anak di rumah
Ini Es Lilin aduh... bermacam warna
Es Lilin aduh... kelapa muda
Hujan datang aduh... angin meniup
Mahu kahwin aduh... duit tak ada
Baik membujang aduh... selama hidup
Es Lilin aduh... sungguh enaknya
Sayang sedikit aduh... kurang lemaknya
Maksud kahwin aduh... dengan anaknya
Sudah nasib aduh... dapat bapanya
Diam-diam saja dirumah bisa nggak betah
Jalan-jalan keluar rumah aku tak suka
Mau belajar di hari libur bukan waktunya
Lebih baik berpantun ria hati gembira.
Jakarta Padang Bali Irian
Aduh jauhnya naik sepeda
Boleh dipandang tapi gantian
Habis kamu lucu sih kayak boneka
Bermain pantun gembira ria
tertawa ha ha ha ha ha
bermain pantun hilangkan duka
satu dua tiga yok bermain lagi.
Berpantun-pantun pantun pantun
Pantun pantun pantun
Main pantun gembira ria
Tertawa ha ha ha ha ha ha
Bermain pantun gembira ria
Tertawa ha ha ha ha ha
Bermain pantun hilangkan duka
Satu dua tiga yok bermain lagi
Jatuh keresek buah kebembeng .
Yang ono pesek yang ini tembem.
Eh ada kotak di kali sunter.
Biarpun botak Hei!!! tapi dia pinter
Kucing kurus ya nona, mandi di papan...
Mandi di papan ya nona, di atas genteng...
Badanku kurus ya nona, bukan nggak makan...
Mikirin pacar yang mati keseruduk banteng...
Lihatlah itu ya nona, ada Gareth Bale...
Pemain bola ya nona, jago sekali...
Lihatlah itu ya nona, ada Cherrybelle...
Orangnya cantik ya nona, imut sekali...
Satu satu, dua dua, tiga tiga...
Empat empat, lima lima, enam enam...
Belilah ini ya nona, ini buah mangga...
Beli sekilo ya nona, kuberi enam...
Pergi berlayar ya nona, ke tanjung Tiongkok...
Sampai di sana ya nona, belilah manggis...
Cari pacar ya nona, cari orang Tiongkok...
Orangnya keren ya nona, pandai berbisnis...
Jalan-jalan ya nona, ke tanah Burma...
Malah kesasar ya nona, ke tanah Malaya...
Selamat puasa untuk kalian semua...
Jadilah yang baik ya nona, untuk sesama...
Disana gunung ya nona, disini gunung...
Ditengah-tengah ya nona, ada pulau Jawa...
Wayangnya bingung, hladalah dalangnya bingung...
Yang penting kita semua bisa tertawa...
Andeca-Andeci... la borat, borat bori...
Andeca-Andeci... la borat, borat bori...
Andeca-Andeci... la borat, borat bori...
Andeca-Andeci... tukang becak nyeruduk banci!
PANTUN LAGU TERANG BULAN MASRI
Terang bulan bintang bercahaya
Budaklah budak ramai bermain
Terang bulan bintang bercahaya
Budak budak ramai bermain
Indah kupandang tampak cahaya
Hatiku tidak kepada lain
Indah kupandang tampak cahaya
Hatiku tidak kepada lain
Petang petang pergi menebang
Duduk berehat di pohon jati
Petang petang pergi menebang
Duduk berehat di pohon jati
Kalau dipandang sekali imbas
Itulah buat menawan hati
Kalau dipandang sekali imbas
Itulah buat menawan hati
Terbang merpati dua sekawan
Hinggaplah mari di pohon sena
Kalau hati sudah tertawan
Makan tak sedap tidur tak lena
PANTUN LAGU BURUNG KENEK-KENEK
Burung kenek-kenek
Hinggap di pohon jati
Pesan datuk nenek
Alah bangunlah pagi-pagi
Burung kenek-kenek
Hinggap di atas pagar
Pesan datuk nenek
Rajin-rajinlah belajar
Geleng-geleng sapi Berbulu di telinga
Atur tapak kaki Berdiri lama-lama
Geleng-geleng sapi Sapi berbulu merah
Atur tapak kaki Cepat-cepat melangkah
Burung Kenek-kenek
Terbang tinggi di awan
Pesan datuk nenek
pandai-pandai cari kawan
Burung kenek-kenek
Hinggap di atas bumbung
Pesan datuk nenek
Jangan laku sombong
Burung kenek-kenek
Hinggap di tepi paya
Pesanlah datuk nenek
Jadilah orang mulia
Burung kenek-kenek
Hinggap di batang padi
Pesan datuk nenek
Jadilah orang berbudi
Burung kenek-kenek
Hinggap di tengah laman
Pesan datuk nenek
Jadilah orang beriman
PANTUN LAGU DODOI ANAK
Pejamkan mata anakku sayang
Dalam buaiain ibu dodoikan
Ibu berdoa kepada Tuhan
Minta jauhkan gangguan syaitan
Harum mewangi si bunga melur
Putih berkembang di hujung laman
Anakku manis lekaslah tidur
Ibumu ini banyak tugasan
Baiknya laku bekal dunia
Eloknya budi bekalnya mati
Cantiknya rupa mainan mata
Indah bahasa penambat hati
Cepatlah besar anakku ini
Boleh kuhantar tempat belajar
Menghadap guru lebai dan haji
Dunia akhirat biar sejajar
Pergi ke hulu membeli buyung
Buyung dibawa pulang bertiga
Jadikan ilmu sebagai payung
Payung hidupmu di hari muka
Menanam temu dikampung sana
Tanam bersama dengan halia
Kalau hidupmu sudah sempurna
Ibu dan bapa tumpang bahagia
Asalnya kain jadi pakaian
Ditiup angin jatuh ke lumpur
Biar menangis dalam buaian
Jangan menangis di dalam kubur
PANTUN LAGU ZAPIN PUSAKA
Salam bertaut di anjung hari
Madah dan pantun hajat meneman
Malam disambut perenung diri
Kata tersusun buat pedoman
Walau di mana bumi kan dipijak
Tetap di situ langit kan dijunjung
Secangkir susu belum dipinta
Sudah sedia di atas dulang
Fikir dahulu sebelum kata
Lidah berbisa bukan kepalang
Walau di mana bumi kan dipijak
Tetap di situ langit kan dijunjung
Perawan kampung petik cempaka
Di petang redup lalu berseri
Jangan dicanggung adat pusaka
Sepanjang hidup malu sendiri
Walau di mana bumi kan dipijak
Tetap di situ langit kan dijunjung
Mana kemudi patah dikerat
Berapa luas biduk kelana
Binasa budi padah melarat
Kerana emas sanggup dihina
Walau di mana bumi kan dipijak
Tetap di situ langit kan dijunjung
PANTUN LAGU KICIR-KICIR
sumber : mypantun.blogspot.com
PANTUN LAGU CINDAI
Cindai - dinyanyikan oleh Siti Nurhaliza
Cindailah mana tidak berkias
Jalinnya lalu rentah beribu
Bagailah mana hendak berhias
Cerminku retak seribu
Mendendam unggas liar di hutan
Jalan yang tinggal jangan berliku
Tilamku emas cadarnya intan
Berbantal lengan tidurku
Hias cempaka kenanga tepian
Mekarnya kuntum nak idam kumbang
Puas ku jaga si bunga impian
Gugurnya sebelum berkembang
Hendaklah hendak hendak ku rasa
Puncaknya gunung hendak ditawan
Tidaklah tidak tidak ku daya
Tingginya tidak terlawan
Janganlah jangan jangan ku hiba
Derita hati jangan dikenang
Bukanlah bukan bukan ku pinta
Merajuk bukan berpanjangan
Akar beringin tidak berbatas
Cuma bersilang paut di tepi
Bidukku lilin layarnya kertas
Seberang laut berapi
Gurindam lagu bergema takbir
Tiung bernyanyi pohonan jati
Bertanam tebu di pinggir bibir
Rebung berduri di hati
Laman memutih pawana menerpa
Langit membiru awan bertali
Bukan dirintih pada siapa
Menunggu sinarkan kembali
PANTUN LAGU ES LILIN
:: Siti Nurhaliza
Ini Es Lilin aduh...sudah terpuji
Rasanya manis aduh... sedap sekali
Dibeli orang aduh... di sana sini
Mashyur namanya aduh... serata negeri
Es Lilin aduh... roti srikaya
Sayang sekali aduh... gulanya kurang
Mahu kahwin aduh... dengan si dia
Apa nasib aduh... disambar orang
Es Lilin ini aduh... enak rasanya
Sudikah benar tuan.. tuan dan nyonya
Buat bekalan aduh... anak di rumah
Ini Es Lilin aduh... bermacam warna
Es Lilin aduh... kelapa muda
Hujan datang aduh... angin meniup
Mahu kahwin aduh... duit tak ada
Baik membujang aduh... selama hidup
Es Lilin aduh... sungguh enaknya
Sayang sedikit aduh... kurang lemaknya
Maksud kahwin aduh... dengan anaknya
Sudah nasib aduh... dapat bapanya
PANTUN LAGU PANTUN RIA
Diam-diam saja dirumah bisa nggak betah
Jalan-jalan keluar rumah aku tak suka
Mau belajar di hari libur bukan waktunya
Lebih baik berpantun ria hati gembira.
Jakarta Padang Bali Irian
Aduh jauhnya naik sepeda
Boleh dipandang tapi gantian
Habis kamu lucu sih kayak boneka
Bermain pantun gembira ria
tertawa ha ha ha ha ha
bermain pantun hilangkan duka
satu dua tiga yok bermain lagi.
Berpantun-pantun pantun pantun
Pantun pantun pantun
Main pantun gembira ria
Tertawa ha ha ha ha ha ha
Bermain pantun gembira ria
Tertawa ha ha ha ha ha
Bermain pantun hilangkan duka
Satu dua tiga yok bermain lagi
Jatuh keresek buah kebembeng .
Yang ono pesek yang ini tembem.
Eh ada kotak di kali sunter.
Biarpun botak Hei!!! tapi dia pinter
PANTUN LAGU ANDECA-ANDECI
Kucing kurus ya nona, mandi di papan...
Mandi di papan ya nona, di atas genteng...
Badanku kurus ya nona, bukan nggak makan...
Mikirin pacar yang mati keseruduk banteng...
Lihatlah itu ya nona, ada Gareth Bale...
Pemain bola ya nona, jago sekali...
Lihatlah itu ya nona, ada Cherrybelle...
Orangnya cantik ya nona, imut sekali...
Satu satu, dua dua, tiga tiga...
Empat empat, lima lima, enam enam...
Belilah ini ya nona, ini buah mangga...
Beli sekilo ya nona, kuberi enam...
Pergi berlayar ya nona, ke tanjung Tiongkok...
Sampai di sana ya nona, belilah manggis...
Cari pacar ya nona, cari orang Tiongkok...
Orangnya keren ya nona, pandai berbisnis...
Jalan-jalan ya nona, ke tanah Burma...
Malah kesasar ya nona, ke tanah Malaya...
Selamat puasa untuk kalian semua...
Jadilah yang baik ya nona, untuk sesama...
Disana gunung ya nona, disini gunung...
Ditengah-tengah ya nona, ada pulau Jawa...
Wayangnya bingung, hladalah dalangnya bingung...
Yang penting kita semua bisa tertawa...
Andeca-Andeci... la borat, borat bori...
Andeca-Andeci... la borat, borat bori...
Andeca-Andeci... la borat, borat bori...
Andeca-Andeci... tukang becak nyeruduk banci!
PANTUN LAGU TERANG BULAN MASRI
Terang bulan bintang bercahaya
Budaklah budak ramai bermain
Terang bulan bintang bercahaya
Budak budak ramai bermain
Indah kupandang tampak cahaya
Hatiku tidak kepada lain
Indah kupandang tampak cahaya
Hatiku tidak kepada lain
Petang petang pergi menebang
Duduk berehat di pohon jati
Petang petang pergi menebang
Duduk berehat di pohon jati
Kalau dipandang sekali imbas
Itulah buat menawan hati
Kalau dipandang sekali imbas
Itulah buat menawan hati
Terbang merpati dua sekawan
Hinggaplah mari di pohon sena
Kalau hati sudah tertawan
Makan tak sedap tidur tak lena
PANTUN LAGU BURUNG KENEK-KENEK
Burung kenek-kenek
Hinggap di pohon jati
Pesan datuk nenek
Alah bangunlah pagi-pagi
Burung kenek-kenek
Hinggap di atas pagar
Pesan datuk nenek
Rajin-rajinlah belajar
Geleng-geleng sapi Berbulu di telinga
Atur tapak kaki Berdiri lama-lama
Geleng-geleng sapi Sapi berbulu merah
Atur tapak kaki Cepat-cepat melangkah
Burung Kenek-kenek
Terbang tinggi di awan
Pesan datuk nenek
pandai-pandai cari kawan
Burung kenek-kenek
Hinggap di atas bumbung
Pesan datuk nenek
Jangan laku sombong
Burung kenek-kenek
Hinggap di tepi paya
Pesanlah datuk nenek
Jadilah orang mulia
Burung kenek-kenek
Hinggap di batang padi
Pesan datuk nenek
Jadilah orang berbudi
Burung kenek-kenek
Hinggap di tengah laman
Pesan datuk nenek
Jadilah orang beriman
PANTUN LAGU DODOI ANAK
Pejamkan mata anakku sayang
Dalam buaiain ibu dodoikan
Ibu berdoa kepada Tuhan
Minta jauhkan gangguan syaitan
Harum mewangi si bunga melur
Putih berkembang di hujung laman
Anakku manis lekaslah tidur
Ibumu ini banyak tugasan
Baiknya laku bekal dunia
Eloknya budi bekalnya mati
Cantiknya rupa mainan mata
Indah bahasa penambat hati
Cepatlah besar anakku ini
Boleh kuhantar tempat belajar
Menghadap guru lebai dan haji
Dunia akhirat biar sejajar
Pergi ke hulu membeli buyung
Buyung dibawa pulang bertiga
Jadikan ilmu sebagai payung
Payung hidupmu di hari muka
Menanam temu dikampung sana
Tanam bersama dengan halia
Kalau hidupmu sudah sempurna
Ibu dan bapa tumpang bahagia
Asalnya kain jadi pakaian
Ditiup angin jatuh ke lumpur
Biar menangis dalam buaian
Jangan menangis di dalam kubur
PANTUN LAGU ZAPIN PUSAKA
Salam bertaut di anjung hari
Madah dan pantun hajat meneman
Malam disambut perenung diri
Kata tersusun buat pedoman
Walau di mana bumi kan dipijak
Tetap di situ langit kan dijunjung
Secangkir susu belum dipinta
Sudah sedia di atas dulang
Fikir dahulu sebelum kata
Lidah berbisa bukan kepalang
Walau di mana bumi kan dipijak
Tetap di situ langit kan dijunjung
Perawan kampung petik cempaka
Di petang redup lalu berseri
Jangan dicanggung adat pusaka
Sepanjang hidup malu sendiri
Walau di mana bumi kan dipijak
Tetap di situ langit kan dijunjung
Mana kemudi patah dikerat
Berapa luas biduk kelana
Binasa budi padah melarat
Kerana emas sanggup dihina
Walau di mana bumi kan dipijak
Tetap di situ langit kan dijunjung
PANTUN LAGU KICIR-KICIR
Kicir kicir ini lagunya
Lagu lama ya tuan dari Jakarta
Saya menyanyi ya tuan memang sengaja
Untuk menghibur menghibur hati nan duka
Burung dara burung merpati
Terbang cepat ya tuan tiada tara
Bilalah kita ya tuan suka menyanyi
badanlah sehat ya tuan hati gembira
Buah mangga enak rasanya
Si manalagi ya tuan paling ternama
Siapa saya ya tuan rajin bekerja
pasti menjadi menjadi warga berguna
Pantun Lagu Joget Pahang
Dari Melaka pergi ke Pahang
Singgah di Johor beli barangan
Kami mengucap Selamat Datang
Apa yang kurang dikeji jangan
Negeri Pahang aman sentosa
Kaya dengan tumbuh-tumbuhan
Niat di hati nak buat jasa
Mudah-mudahan Tuhan makbulkan
Pukul gendang kulit kerbau
Dalam majlis tari-menari
Kami ini dagang merantau
Mengharap belas orang di sini
Pantun Lagu Sri Mersing
Seri Mersing lagulah Melayu
Dikarang oleh biduan dahulu
Hatiku rungsing bertambah pilu
Mengenang nasib untung diriku
Tidaklah boleh selandak padi
Sekamlah juga ditumbuk luluh
Tidak boleh kehendak hati
Kehendak Allah juga yang sungguh
Tidaklah boleh dikenang-kenang
Airmataku jatuh berlinang
Karam dilaut boleh kurenang
Karamlah di hati bila nak senang?
Pagi-pagi pergi ke sawah
Hendak ditajak pokok mengkudu
Luka ditangan nampak berdarah
Luka dihati siapa yang tahu?
Asal kapas menjadi benang
Dari benang menjadi kain
Barang yang lepas jangan dikenang
Sudah menjadi hak yang lain
Pantun Lagu Tanjung Katung
Di Tanjung Katung airnya biru
Disitulah tempat mencuci mata
Duduk sekampung lagikan rindu
Inikan pula jauh di mata
Kalau tidak kelapa puan
Tidaklah puan kelapa bali
Harap-harap kepada tuan
Tidak tuan siapa lagi?
Pucuk pauh delima batu
Genggam di dalam tangan
Tuan jauh beribu batu
Hilang mata di hati jangan
Pantun Lagu Alamak Kahwinkan Aku
Rumah tepi sawah
Pasang pula langsir biru
Emak jangan marah
Nanti emak dapat menantu
Buah langsat tiga serangkai
Masak sebiji ke Tanah Jawa
Apalah ilmu cik adik pakai
Makin tersenyum makin ketawa
Tanam pinang rapat-rapat
Biar senang puyuh berlari
Kupinang-pinang tak dapat-dapat
Kupujuk-pujuk kubawa lari
sumber : mypantun.blogspot.com