Percikan Inspirasi : Apa yang Saya Pelajari Dari Blog Ini



Betapa saya cinta pada blog ini. Betapa saya cinta pada budaya Negeri Serumpun. Pantun ini membuat saya kembali menemukan suatu gairah, meletup-letup indah. 

Saya seperti memasuki belantara kata, sebuah rimba yang dipenuhi dedaunan makna. Daun itu memiliki gurat-gurat indah. Guratannya terjalin dari serat-serat perasaan sang pemantun. 

Dan semakin jauh menelusuri jejak-jejak pantun, semakin mengertilah bahwa Bangsa ini - Bangsa Nusantara Negeri Serumpun - menyimpan sesuatu yang sangat berharga: kebijaksanaan. 

Berbagai filosofi kehidupan terangkai dalam keanggunan luar biasa. Semuanya terangkum dalam rima menawan. Di sini saya menemukan pendidikan kepribadian, pembangunan karakter, serta norma-norma kehidupan. 

Dan, ada sesuatu menelisik jauh ke alam pikiran saya. Yakni sebuah pemahaman baru bahwasannya nenek moyang kita dahulu sangat pandai menarik hikmah dari lingkungan dan alam raya ini. Maka benarlah pepatah (Melayu) yang mengatakan "Alam terkembang menjadi guru." 

Peng-ibaratan yang diambil dari kejadian-kejadian di alam adalah bukti kepandaian melihat pengajaran. 

Saya ingin sekali, setiap kali menulis maka setiap kata-kata itu tercipta dari serpihan hati. Sehingga setiap pembaca merasakan detak jantung hati saya. Hanya saja, dalam penulisan pengetahuan pantun ini, ruang gerak saya terbatasi dangkalnya ilmu. 

Melakukan pengembaraan intelektual untuk menemukan permata indah dari setiap latar belakang pantun merupakan keharusan bagi saya. Mudah-mudahan blog ini pada akhirnya memberikan pengetahuan, wawasan, dan tentunya inspirasi bagi para pembacanya.

Bagi saya, setiap pembaca adalah exclusive client sehingga saya harus benar-benar menyuguhkan sesuatu yang berharga.

***

Malam ini, sebelum pergi ke peraduan, agaknya jiwa saya mengajak diri ini mengungkapkan perasaannya di blog ini, tentang percik-percik keindahan kata dari budaya bangsa. 

Hati saya begitu bahagia menerima gemarai kata indah. Seandainya hati ini memiliki bibir, ia akan memiliki senyuman terindah yang pernah tercipta karena kebahagiaan yang dirasakannya.

Hati saya menerima embun-embun kesejukan. Dingin. Hening. Bening. Lalu ketika jatuh menitik ke lantai jiwa, saya merasakan setiap syaraf tergetar dalam kesegaran. Kesegaran itu mengalir. Perlahan-lahan menjalari persada jiwa. 

Dan karenanya, setiap kali menuliskan pantun dari para sahabat, saya menuliskannya dalam ketentraman hati. Jari jemari saya menari. Bibir saya menahan senyum kebahagiaan. Dan detak jantung saya menyiratkan kecintaan yang bertambah-tambah. 

Semoga stamina dan vitalitas saya terus menyala. Merawat blog ini dengan penuh kasih sayang. Saya tak pernah tahu sampai kapan bisa merawatnya. Tetapi saya tahu bahwa api kecintaan telah memercik di relung-relung terdalam. 

Perlu diketahui, inspirasi pembuatan blog kumpulan pantun bermula ketika saya membaca pantun-pantun dari Saudara Hoeriky Mashur. Setiap hari saya membacanya. Tiba-tiba hati saya mengatakan untuk mengumpulkannya. Sayang sekali apabila rangkaian pantun itu tidak terawat dengan baik. Seketika itu hati membisiki agar saya mulai mengkoleksinya.




 




Akhir kata...

Usia kita ada batasnya. Nafas kita ada akhirnya. Namun kita bisa berharap ada kebaikan yang tersisa untuk generasi-generasi berikutnya. Mungkin itu yang kelak menjadi bekal kita meniti kehidupan abadi. 

Kepada siapapun yang mampu merangkai keindahan dalam pantun, dapat mengirimkannya kepada kami. 

Tentunya tak lupa salam takzim saya haturkan kepada Saudara Hoericky Mashur. Tanpa percikan inspirasi darimu, blog ini tidak pernah ada. 



Salam. 


Gina Hayana
gina.hayana@gmail.com


Baca Juga

Related Posts