Pantun Muda Mudi
Mari-mari kita berpantun. Di atas seni kita berkenalan. Hanya pakai bahasa santun. Karena itu jadi kebanggaan.Ini pantun muda-mudi. Tempat remaja saling menyapa. Namun isi sangatlah tinggi. Banyak nasehat di dalamnya.
Kita ini bangsa berbudaya. Sopan santun harus terjaga. Hidup ini sementara. Amal kita akan dibawa.
Semua amal dipertanggungjawabkan. Di hadapan Tuhan Maha Kuasa. Jika pribadi penuh sopan. Boleh berharap rahmat Tuhan.
Ilustrasi Pantun Muda Mudi |
Pantun Muda Mudi nan Elok
Burung elang turun ke rawa
Di pohon bakau tanah rata
melayang rasa di dalam jiwa
melihat engkau bermain mata.
Elang sayang menabrak layang
Layang-layang terkena ludah
Kalau adik rasa melayang
Abang kira kepayang sudah
Ikan nilam di dalam loyang
Di atas tampah mencabut duri
Siang malam asyik terbayang
Bila berjumpa kenapa lari :)
Cantik gelatik terkenal sudah
Terbang di pulau berseri-seri
Wajah adik begitu indah
Siapa pula hendak lari
Talas mentah di kolam keladi
Bermain gendang si rambut pirang
Puas sudah kutanam budi
emas juga dipandang orang
Naik bukit masuk ke alas
Berbekal ketan telur puyuh
Budi baik pasti terbalas
Jangalah teman dibuat menjauh
Sudah nampan terisi padi
Padi di masak sedaplah rasa
Indah tampan karena budi
tinggi bangsa karena bahasa
Ke sidempuan beli belimbing
Beli domba di Balikpapan
Hendaklah puan rela membimbing
Agarlah hamba berlaku sopan
Kain katun dalam kereta
Naiknya sambil membaca roman
Sopan santun budaya kita
Jadi kebanggaan zaman ke zaman
Kebaya biru si ipin baju
dipakai oleh sri bunian;
Siang malam asyik merindu
Asyik terbayang wajahmu tuan.
Kebaya biru kebaya biru
Elok niat dibalut selendang
Jangan biar dibuai rindu
Ambil hp-mu telepon abang
Aduh bang Ikal memanjat randu
Badan lemas berkunang-kunang mata
Benarkah miss call tandanya rindu
Benarkah sms tandanya cinta?
Duri nangka di tangan dayang
Empek-empek ikan tenggiri
Dari mana datangnya sayang
dari hape turun ke hati
Panjat bukit penuh ilalang
Termakan daun burung kutilang
Budi sedikit tak kan hilang
Seribu tahun jadi kenangan
Biarlah debu lekat di dada
Bawa badik tebang gaharu
Biar seribu hati menggoda
hati adik yang abang mau