Pantun Kelakar Lucu Terhadap Suami >> pantunseribu

PANTUN KELAKAR TENTANG SUAMI


Mari-mari kita berpantun. Pantunnya jenaka sangat lucu. Pantun kelakar terhadap suami. Perkara hidup di dalam tawa. Mungkin engkau tidak sangka. Perkara hidup amatlah jenaka. Cobalah simak pantun kelakar. Tawamu nanti bisa menggelegar. 

Ini pantun memang pantun kelakar. Terselip humor sangat segar. Memang hidup kadang ditertawakan. Jangan pening berkepanjangan. Ini tentang para suami. Ada yang kurus ada yang gemuk. Ada yang pendek ada yang tinggi. Ada yang hitam, hitamnya legam. 

Tapi dalam pantun kelakar. Semua ada untung ada malam. Biar suami tua. Tak mengapa bila banyak harta. Apalagi suami hitam. Pandailah dia menjaga maling. Karena badan hitam. Tak terlihat bila malam. 

Mari-mari kita berpantun. Pantunnya jenaka sangat lucu. Pantun kelakar terhadap suami. Perkara hidup di dalam tawa. Mungkin engkau tidak sangka. Perkara hidup amatlah jenaka. Cobalah simak pantun kelakar. Tawamu nanti bisa menggelegar
Pantun Kelakar Tentang Suami

PANTUN KELAKAR TENTANG SUAMI


♥♥♥


Sebaki ragi lupa dibawa
Yang dibawa malah kukusan
Inilah ruginya bersuami tua
Kalau bekerja nafasnya ngos-ngosan

Duduk di kapal di tengah dek
Angin berhembus laksana kipas
Ada malangnya berlaki pendek
Dikejar di atas di bawah lepas

Tiang tengah dari tatal
Tiang dibuat untuk penahan
Lakinya gatal binipun gatal
Ada mertua semua ditahan

Untuk apa gunanya palu
Mengetuk paku di kepalanya 
Mengapa suami bersedih selalu
Istrinya galak mertuanyapun sama

Jangan duduk di papan rapuh
Nanti papannya bisa belah
Ada untungnya berlaki lumpuh
Diumpat bini selalu mengalah

Apa enaknya bermain pingpong
Untuk menjauh dari penyakit
Ini enaknya suami ompong
Walau menggeram tak bisa menggigit

Mengapa jalan menjadi miring
Karena kakinya sebelah bengkak
Mengapa badan kurus kering
Karena lakinya suka merangkak

Mengapa hari tak mau terang
Kabut tebal setiap paginya
Mengapa laki tak mau pulang
Takut disambal oleh bininya

Terbang tinggi pelintang pulau
Turun sebentar ke rawa-rawa
Ini sebab bujang merantau
Semua dara berlaki tua

Pergi ke hutan mengambil ijuk
Pulang ke rumah hari lah siang
Bagaimana laki tidak merajuk
Ditimang tidak apalagi bergoyang

Pergi ke pasar beli kelapa

Kelapa dibeli tak lupa sayur
Tua badan tiada mengapa
Penting tenaga tak pernah kendur

Ayam jago tanduknya di kaki
Diikat pada pohon meru
Pandai memang para lelaki
Sudah beristri tambah yang baru

Dari laut pergi ke darat
Jalan lecah masuk ke lumpur
Laki pencarut bini pengumpat
Pinggan pecah mangkuk bertabur

Kalau badan sudah linu
Tanda ingin berebahan
Suami berkurap istrinya berpanu
Seharian garuk-garukan

Pohon ara pohon manggis
Tumbuh dekat tumbuhan kencur
Suaminya pemarah istrinya bengis
Tentramnya hanya kalau tidur

Hari buruk berhenti mencari
Hendak berbual tiada pandai
Laki pemabuk bini penjudi
Anak terjual rumah tergadai

Badan gerah karena nyamuk
Nyamuk masuk lewat lobang
Suami marah istrinya mengamuk
Piring gelas ikut terbang

Sabuk bukan sembarang sabuk
Sabuk berkepala tulang tengkorak
Mabuk bukan sembarang mabuk
Mabuk karena aroma ketiak

Jatuhnya ngengat tidak berdebuk
Sayapnya ringan tenaga panjang
Badan berkeringat tulang remuk
Dapat suami hobbi di ranjang

Kalau besi dibuat parang panjang

Gagangnya halus karena rautan
Kalau suami sudah di atas ranjang
Lupa dunia lupa daratan

Kuda berderap di arena pacu
Debu mengepul pedihlah mata
Banyak kurap banyak panu
Cari suami baiknya buta

Siang hari menjemur kasur
Sinar surya terik terasa
Sakit kepala tak bisa tidur
Hendak tidur suami meraba-raba

Gadis manis bukan pesolek

Cantik hatinya bijak bestari
Enak nian lelaki pendek
Kalau berteduh di dada istri

Jangan mengambil kepiting ketam
Tubuh dicapit badan berguling
Tak ada ruginya bersuami hitam
Malam-malam menjaga maling

Sungguh lezat si buah anggur
Tumbuhannya jangan dibakar
Sungguh enak berlaki penidur
Kerja sedikit badanpun segar

Ular hijau badannya melilit
Melilit di batang buah sirsak
Jangan mengeluh bersuami pelit
Kalau pelit tak usah masak

Ke Tanjung Pinang membeli barus
Ditukar bayam tiga ikat
Jangan mengeluh suaminya kurus
Orang kurus pintar memanjat

Buah mangga buah srikaya
Masak di pohon barang sebatang
Untung nian lelaki kaya
Walau galak mertua sayang

Dalam sungai banyak buaya
Jangan mencebur atau melompat
Enak sungguh bersuami tua
Sudah tua pandai memanjat

Malam menginap di rumah sewa
Asal jangan di dalam goa
Begini nasib berlaki tua
Di atas di bawah layu semua

Ubah bukan sebarang ubah
Merubah kaji dalamkan ilmu
Upah bukan sebarang upah
Mengupah laki dalam kelambu

Kayu meranti kayu gelam
Potong yang baik membuat peti
Laki lah tua merayap malam
Hendak ditendang takut mati

Ambil bambu buat sembilu
Hati-hati jangan terluka
Hati siapa tak kan malu
Sudah tua bersuami muda

Dalam sekam menyala bara
Asap hilang bau tak ada
Perempuan hebat tiada terkira
Lelaki bungkuk ditimang juga

Jalan-jalan ke kota belawan
Elok sungguh pemandangannya
Dengan suami jangan melawan
Bisa-bisa diduakannya

Hari lebaran membuat roti
Enak dimakan dengan blida
Bagaimana baju tidak dilucuti
Suami senang melirik yang muda

Ikan blanak ikan betutu
Masak sedap banyak bumbu
Suami siapa yang kuat itu
Pagi petang dalam kelambu

Jangan berburu rusa kijang
Kijang sudah semakin langka
Sedih semua hatinya bujang
Bunga desa disunting yang tua

Jangan beli berkerat-kerat
Beli untuk seperlunya saja
Walau mata semakin berat
Diraba suami bangun juga

Parang menebas bisa buntung
Terbang juga burung perkutut
Nasib memang sedang untung
Dapat selimut yang bisa kentut

Kalau hendak memasak kangkung
Cuci dulu semua belanga
Malang nian bersuami bingung
Diajak bercanda mulut menganga

Membuka ladang bertanam sawit
Sawit dimakan oleh siamang
Inilah enaknya lelaki berduit
Walau keriput istrinya sayang

Apa gunanya jeruk purut
Jeruk purut untuk masakan
Untung juga bersuami burut
Burut bisa buat mainan

Ada lutung digigit nyamuk
Matanya sakit berwarna merah
Sungguh untung bersuami gemuk
Berkelahi berdiripun payah

Air bekas mengalir ke limbah
Paritnya kecil kering kerontang
Hati bimbang keringat bersimbah
Suami sudah main belakang

Sayur asam sayur katuk
Masak sedikit dalam dandang
Tubuh letih mata mengantuk
Ingin tidur suami meradang

Layang-layang terkena gunting
Gunting jatuh dijolok galah
Sayanglah dara perutnya bunting
Hendak bermain kan serba salah


♥♥♥



Pantun Kelakar Terhadap Suami: Penutup


Pantun kelakar untuk hiburan. Kelakar terhadap janda,  suami, dan istri. Cobalah baca untuk menyegarkan. Hilangkan lenyap dan letih.  

Jika ada jarum yang patah. Jangan disimpan di dalam peti. Jika ada kata yang salah. Jangan disimpan dalam hati. Kalau ada sumur di ladang. Boleh kita menumpang mandi. Jika ada umur yang panjang. Boleh main ke sini lagi

Burung Irian Burung Cendrawasih. Cukup sekian dan terimakasih!





Baca Juga

Related Posts